Merencanakan Kehidupan

Anak Suket, Catatan Bunda

Tercengang saya saat mendapat jawaban demikian dari Damar.

Nguplek di dapur dengan setengah terburu-buru, setelah setengah mati mencari wlijo yang ada, karena wlijo langganan ternyata libur hari ini.

Ketika melihat anak-anak nglumpuk disekitar Damar yang sedang menggambar, saya pun bertanya “sampeyan lapo mas?”

“Merencanakan kehidupan” katanya…

“Aku sedang merencanakan kehidupanku biar ga salah pilih .”

“Maksudnya apa mas? Pasti ada hubungannya dengan keinginan sampeyan melihara elang”

“Hehe… Aku pengen punya rumah di hutan, jadi aku harus memilih pasangan yang sama dengan aku..”

“Maksudnya gimana? Sama ?”

“Iya..jangan sampai aku salah milih istri, kuajak tinggal di hutan ternyata dia suka buang sampah sembarangan, suka makein pempers ke anak, (-ada yang terlupa oleh saya-)…wah bisa kacau..nggak cocok”

“Oh gitu ya? Tapi tetap..memelihara elang bukan hal yang baik, karena habitatnya elang nggak dipelihara di rumah”

“Kan rumahku di hutan, elangnya di hutan juga..nanti kalau sudah besar bisa di lepas seperti febuci di Kazakhstan..”..

Aku tidak memperpanjang obrolan, rentetan list to do pagi tadi mengoyak konsentrasi untuk segera menyelesaikan masak.
Omah suket, 26 Oktober 2017

Jali dan Jagung

Catatan Bunda

Saya mengingat beberapa memori dari tumbuhan ini. Saat kecil, saya pernah ‘gemas’ dengan bijinya karena ada serpihan mirip daun di tengahnya. Serpihan ini membuntu ujung-ujung biji yang memiliki lubang yang tembus diantaranya. Dari lubang ini bisa dipasang tali untuk merangkai biji menjadi gelang, kalung, tasbih, tirai dll. Bagi sebagian orang mungkin tak masalah ada yang ‘membuntu’ asal tali tetap bisa tembus lubang biji. Bagi saya tidak, serpihan itu selalu saya bersihkan, saya cabut, dikorek dengan peniti sampai telihat ‘plong’ lubang ditengah biji. Tampak perfeksionis sekali.. akan tetapi keindahan rangkaian biji tidak akan terganggu dengan serpihan yang mencuat di tali antar biji..tak rapi..

Saya baru tahu namanya sekitar bulan Mei tahun ini (2017), dari Ayah Ain, Mas Yudi yang menyebutnya Jali. Dari Mas Yudi pula anak-anak mendapat beberapa biji untuk ditanam. 

Tiga pot diameter 15an disiapkan, anak-anak ikut serta. Masing-masing anak menyemai biji beberapa, ada yang 3 ada yang 4. Hari demi hari kami menunggu biji Jali bertumbuh. Beberapa tampak membusuk…kamipun putus asa. Minggu-minggu dilewati tanpa kemunculan tumbuhan baru. OK.. penyemaian Jali kali ini gagal, setidaknya menurutku begitu.

Pot saya pindah tempat, medianya saya jadikan satu. Beberapa biji yang masih utuh saya jadikan satu. Tak saya hiraukan. Pot yang tersisa saya bersihkan untuk dipakai tanaman yang lain. Sungguh mengejutkan ternyata setelah berbulan-bulan, biji Jali bertumbuh, tampak memutih berselimut seperti kapas, kemudian muncul titik hijau yang saya duga akan menjadi batang. Yang tumbuh ada dua…dari 9 atau 10-an biji, yang tumbuh dua… Mengejutkan dan saya merasa sangat bahagia.

Hari demi hari batang Jali tumbuh sangat mirip dengan Jagung. Setelah kira-kira tingginya mencapai 50cm, muncul tunas baru dari ujung bawah. Jadi, dari satu biji, keluar sebuah batang yang akhirnya memunculkan batang-batang lain dari arah bawah. 

Kami menunggu dengan terus menyirami Jali. Alangkah bahagia kalau bisa memetik biji Jali dari tumbuhan yang kami tanam dan rawat sendiri. 🙂

****

Jagung, tak berniat menanam, dia tumbuh sendiri dengan ijin Tuhan. Dengan media yang tak dipersiapkan, biji jagung bertumbuh tanpa persemaian. Jagung ini adalah biji jagung tersisa yang tidak dimakan ayam. Karena posisinya yang menghalangi jalan, mungkin tak bisa dibiarkan dia tumbuh menjulang.. kemungkinan jagung ini akan dicabut.

Begitu pula tumbuhan rambat yang saya duga adalah tumbuhan labu kuning. Saya masih ingat waktu itu menyuguhkan kukusan labu kuning untuk para pengebor sumur sekitar pertengahan Agustus. September kemaren, muncul semi dari bawah permukaan tanah yang keras dan panas…daunnya menjari, batang berbulu duri kasar yang tak nyaman saat dipegang.

Semakin lama pohon labu kuning ini semakin rimbun dan menghalangi kran samping rumah. Kemungkinan harus dicabut juga seperti jagung yang didekatnya.

Saya mencoba belajar tentang rumus kehidupan dari 2 tanaman jali dan jagung, ketambahan 1 lagi, labu kuning…

***

Omah Suket, 6 Oktober 2017